Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah teknik pengumpulan data
yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel.
Jangan semua teknik pengumpulan data dicantumkan jika sekiranya tidak dapat
dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga teknik
pengumpulan data itu adalah setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan
harus ada datanya, untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif penggunaan
berbagai teknik sangat diperlukan. Jika satu teknik dipandang mencukupi, maka
teknik lain tidak perlu digunakan dan tidak efisien.
Secara garis besar, teknik yang dapat digunakan untuk pengumpulan data adalah
wawancara, angket, observasi, pemeriksaan.
1.
Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi secara langsung
antara pewawancara dengan responden. Agar wawancara efektif,
maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui, yakni ; 1).mengenalkan diri,
2).menjelaskan maksud kedatangan, 3).menjelaskan materi wawancara, dan 4).mengajukan
pertanyaan.
Informan dapat menyampaikan
informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti, maka pada saat
melakukan wawancara yang terdapat beberapa kiat sebagai berikut; 1). ciptakan
suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang, 2). cari waktu dan tempat
yang telah disepakati dengan informan, 3). mulai pertanyaan dari hal-hal
sederhana hingga ke yang serius, 4).bersikap hormat dan ramah terhadap
informan, 5).tidak menyangkal informasi yang diberikan informan, 6).tidak
menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya
dengan masalah/tema penelitian, 7).tidak bersifat menggurui terhadap
informan, 8).tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau
marah, 9). sebaiknya dilakukan secara sendiri, 10). ucapkan terima kasih
setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada informasi
yang belum lengkap.
Data yang dikumpulkan dapat bersifat; 1) Fakta, misalnya umur, pendidikan, pekerjaan,
penyakit yang pernah diderita; 2) Sikap, misalnya sikap terhadap pembuatan jambatan keluarga, penyuluhan
kesehatan; 3) Pendapat,
misalnya pendapat tentang pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan desa;
4) Keinginan, misalnya pelayanan kesehatan yang
diinginkan; 5) Pengalaman,
misalnya pengalaman waktu terjadi wabah Demam berdarah melanda daerah mereka.
Pengumpulan dengan wawancara mempunyai beberapa keuntungan, sebagai
berikut: Jawaban yang dilakukan responden secara spontan hingga jawaban dapat
lebih dipercaya; dapat digunakan untuk menilai kebenaran dan keyakinan terhadap
jawaban yang diberikan; dapat membantu responden untuk mengingat kembali hal –
hal yang lupa; data yang diperoleh adalah data primer. Kerugian pengumpulan
data dengan cara wawancara adalah membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan
biaya yang relatif besar, mudah timbul bias. Timbulnya bias pada waktu
wawancara disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: 1) Pewawancara, bila
pewawancara kurang menghayati permasalahan dan kurang memahami teknik
wawancara; 2) Responden,
sering responden menyembunyikan jawaban yang sifatnya pribadi; 3) Pertanyaan yang diajukan, pertanyaan
mempunyai arti ganda sehingga membingungkan atau pertanyaan yang mengharuskan
responden mengingat kembali masa lalu.
Pewawancara dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka dibutuhkan
pedoman:
1. Pewawancara harus bersikap sopan santun,
sabar, dan dengan gaya khas bahasa yang menarik, tetapi jelas dan sederhana
agar dapat dimengerti oleh responden,
2. Pergunakan bahasa responden agar tidak
dianggap seperti orang asing,
3. Ciptakan suasana psikologis agar situasi
cair, saling percaya,
4. Suasana wawancara harus santai,
5. Wawancara dimuali dari pertanyaan yang mudah,
karena awalnya biasanya responden akan nampak tegang,
6. Keadaan responden harus diperhatikan, apabila
belum siap atau karena sedang terkena musibah maka wawancara sebaiknya ditunda.
2.
Angket
Angket adalah pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden,
jawaban diisi oleh responden sesuai daftar pertanyaan yang diterima, sedangkan
pada wawancara jawaban responden diisi oleh pewawancara. Untuk pengembalian
daftar isian dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu; 1.Canvaser, yaitu daftar yang telah di isi ditunggu oleh petugas yang
menyerahkan; 2.Householder, yaitu
jawaban responden dikirmkan kepada alamat yang telah ditentukan.
Keuntungan teknik pengumpulan data dengan cara angket adalah relatif
murah, tidak membutuhkan banyak tenaga, dapat di ulang. Sedangkan kerugiannya
adalah jawaban tidak spontan, banyak terjadi non respon, pertanyaan harus jelas
dan disertai dengan petunjuk yang jelas, Jawaban sering tidak lengkap terutama
bila pertanyaan kurang dimengerti responden, sering tidak di isi oleh
responden, tetapi di isi oleh orang lain, tidak dapat digunakan oleh responden
yang buta huruf. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerugian ini antara
lain lakukan kunjungan dan dilakukan
wawancara pada nonrespon, jawaban yang terlambat harus dikeluarkan dan tidak
dianalisis, apabila tejadi non respon
terlalu banyak dapat diulang.
3.
Observasi
Obeservasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang menggunakan
pertolongan indra mata. observasi juga merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian
kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan
pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu,
dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran
riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Observasi terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu: 1). Observasi partisipasi (participant
observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti
terlibat dalam keseharian informan, 2). observasi tidak terstruktur ialah
pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga
peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di
lapangan, dan 3). observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek
penelitian.
Teknik pengumpulan data dengan dangan cara observasi bermanfaat untuk mengurang
jumlah pertanyaan, misalnya untuk melihat kebersihan rumah tangga tidak perlu
dipertanyakan tetapi cukup dilakukan observasi, mengukur kebenaran jawaban
responden pada wawancara, dilakukan dengan observasi, untuk memperoleh data
yang tidak dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket.
Observasi terdiri dari :
1.
Observasi partisipasi lengkap : Mengadakan observasi dengan mengikuti
seluruh kehidupan responden (antropologi),
2.
Observasi partisipasi sebagian : mengikuti sebagian kehidupan responden.
Misalnya penelitian gizi sehari –hari,
3.
Observasi tanpa partisipasi: mengadakan observasi tanpa ikut dalam
kehidupan responden. Misalnya ingin tahu pemasangan IUD
Kelemahan pengumpulan data dengan teknik
observasi adalah keterbatasan indera mata, konsentrasi kepada hal-hal yang
sering dilihat, kelainan kecil tidak terdeteksi. Cara mengatasi kelemahan ini
yaitu lakukan pengamatan berulang – ulang dan pengamatan dilakukan oleh
beberapa orang.
4.
Pemeriksaan
Pemeriksaan dapat dilakukan dapat berupa pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan dapat dilakukan
berulang- ulang atau cukup sekali saja. Pemeriksaan dapat dilakukan dilapangan,
di sarana pelayanan kesehatan. Organ yang diperiksa: seluruh organ; organ
tertentu, misalnya, paru-paru, jantung, kadar kholesterol, kadar gula darah
dll; beberapa organ sekaligus seperti jantung dan paru – paru
Teknik Menulis Kutipan
1.
Kutipan Langsung
Apabila penulis mengambil
pendapat orang lain secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, sesuai
teks asli, tidak mengadakan perubahan sama sekali. Dengan kata lain kutipan langsung
adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis kata demi
kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Kutipan langsung terdiri dari
kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.
Cara penulisannya sebagai berikut
:
1.
Kutipan langsung pendek adalah
kutipan langsung yang terdiri dari tiga baris atau kurang dari baris ketikan:
1.
Diketik seperti ketikan teks.
2.
Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ “).
3.
Jarak antar baris kutipan dua spasi.
4.
Sesudah kutipan selesai, diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke
atas, atau langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tandakurungditulis
sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil (Penulis,
Tahun:Halaman).
2. Kutipan
langsung panjang adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari empat baris
(empat baris ke atas) :
1. Jarak
antar baris kutipan satu spasi.
2. Dimulai
5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks pengarang atau
pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
3. Kutipan
dipisahkan dari teks sejarak 2.5 spasi.
4. Sumber
rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.
5. Apabila
pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian kalimat,pada
bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
6. Di
belakang kutipan diberi sumber kutipan.
7. Kutipan
diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
8. Bila
pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian yang
dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.
9. Apabila
pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang dianggap
penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara
tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip). Apabila penulis menganggap
bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan
symbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut.
Kutipan langsung ditampilkan
untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data. Titik-titik sepanjang
satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat, titik-titik sebanyak tiga
menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan dalam kalimat.
Contoh kutipan langsung:
Anderson and Clancy (1991:12)
memberi pengertian biaya adalah sebagai berikut: “Cost is an exchange price, or
a sacrifice made obtain a benefit”. Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy
menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan untuk mendapatkan
sesuatu keuntungan.
2. Kutipan
Tidak Langsung
Penulis menggunakan
kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri (hanya mengambil pokok pikiran/inti
sari dari sumber yang dikutip) untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang
disusun oleh pengutip menjadi ikhtisar atau intisari berdasarkan apa yang
dikutipnya. Adapun cara peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Kalimat-kalimat
yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana
teks biasa.
2. Semua
kutipan harus dirujuk.
3. Kutipan
di integrasikan dengan teks.
4. Kutipan
tidak diapit tanda kutip.
5. Sumber
rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan.
6. Apabila
ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka
masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan diantara tanda kurung.
7. Apabila
ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai dengan
nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri
dengan tahun terbitan.
Contoh kutipan tidak langsung:
Anderson and Clancy (1991:12)
Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai
tukar atau suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan atau “Cost is
an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit”.
Kutipan tidak langsung terdiri
dari kutipan tidak langsung pendek dan kutipan tidak langsung panjang. Adapun
cara penulisannya adalah :
1. Kutipan
tidak langsung pendek adalah kutipan tidak langsung yang terdiri dari tiga atau
kurang.
2. Kutipan
tidak langsung panjang adalah kutipan tidak langsung yang panjangnya lebih dari
tiga baris (empat baris ke atas)
Cara
menyadur kutipan tidak langsung ada dua macam :
1. Meringkas
, yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam
bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan ,
menghemat kata, memudahkan pemahaman
naskah asli dan memperkuat pembuktian.
Contoh :
.............
Argumentasi pada dasarnya
tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat
penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis (Keraf,1983:3).
.............
2. Cara
ikhtisar, yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas,
bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan,tidak menyajikan
keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang
hendak dipecahkan.
Contoh :
..............
Seperti dikatakan oleh Keraf
(1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi
keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa
yang dikatakan penulis.
...............
3. Kutipan
pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan
pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda
kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4. Kutipan
atas ucapan lisan
Harus dilegalisir dulu oleh
pembicara atau sekretarisnya(bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan
ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
5. Kutipan
dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa
dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara: bila kutipan
asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda
kutip tunggal atau tanda kutip ganda. Bila kutipan asli memakai tanda kutip
tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila
kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda
kutip tunggal.
6. Kutipan
langsung pada materi
Kutipan langsung dimulai
dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik
koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh:
“Jelas,” kata Prof. Haryati,
“kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”
Contoh-contoh kutipan :
Isu Millenium Bug atau yang
lebih dikenal dengan istilah Y2K berpengaruh besar terhadap peningkatan
penjualan komputer. Di Indonesia, sejak kwartal pertama tahun 1999, penjualan
komputer mengalamai peningkatan hingga 50-200%. Menurut Ir. Budi Prasetyo,
M.Com dari perusahaan distributor komputer merek Dell, penjualan Personal
Computer (PC) Wearnes meningkat sebesar 55% dibandingkan angka penjualan tahun
sebelumnya (Bisnis Indonesia, 2 Mei 1999: 40). [1]
Peningkatan yang sama juga
dialami oleh perusahaan komputer Compaq, yaitu berkisar 50-57% pada akhir bulan
Maret 1999 sebagaimana diutarakan oleh Direktur PT Compaq Computer Indonesia,
B.T. Lim, “peningkatan penjualan komputer Compaq sebesar 200% selama tiga bulan
pertama tahun 1999 disebabkan oleh kegiatan komputerisasi untuk menghadapi Y2K
dan segmen bisnis layanan” (Atmadi dan Purwito 1999:12) [2]
Sumber: